Selasa, 23 Agustus 2011

5 Masjid Terbesar Di Indonesia


Mungkin, pembaca semua sudah sering membaca atau mendapatkan informasi mengenai masjid-masjid terbesar di Dunia, tapi terkadang kita tidak mengenal masjid-masjid terbesar yang ada di Indonesia.
Untuk itu saya akan coba memberikan informasi yang mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan saudara semua.
Berikut ini saya informasikan 5 Masjid Terbesar di Indonesia :
1. Masjid Istiqlal Jakarta
Masjid Istiqlal Jakarta merupakan salah satu masjid terbesar yang ada di Indonesia, bahkan menurut beberapa informasi adalah salah satu Masjid Terbesar di Asia Tenggara.
Masjid Istiqlal berada di timur laut lapangan Monumen Nasional (Monas). Bangunan utama masjid ini terdiri dari lima lantai. Masjid ini mempunyai kubah yang diameternya 45 meter. Masjid ini mampu menampung orang hingga lebih dari 200.000 (dua ratus ribu) jamaah.
Luas tanah 12 ha, dan  Luas bangunan 7 ha.
2. Islamic Center Samarinda
Masjid Islamic Center Samarinda adalah masjid yang terletak di  Teluk Lerong Ulu, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, yang merupakan masjid termegah dan terbesar kedua di Asia Tenggara setelah Masjid Istiqlal. Dengan latar depan berupa tepian sungai Mahakam, masjid ini memiliki menara dan kubah besar yang berdiri tegak.
Masjid ini memiliki luas bangunan utama 43.500 meter persegi. Untuk luas bangunan penunjang adalah 7.115 meter persegi dan luas lantai basement 10.235 meter persegi. Sementara lantai dasar masjid seluas 10.270 meter persegi dan lantai utama seluas 8.185 meter persegi. Sedangkan luas lantai mezanin (balkon) adalah 5.290 meter persegi.
Dan menurut beberapa sumber, masjid ini menjadi salah satu masjid termegah,dan indah yang ada di Indonesia dan Asia tenggara.
3. Masjid Raya Baiturrahman, Aceh
Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah masjid yang berada di pusat Kota Banda Aceh, Masjid ini cukup terkenal di Indonesia bahkan di Dunia, karena memiliki keindahan arsitektur dan nilai sejarahnya.
Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 Hijriah bersamaan dengan tahun 1612 Miladiyah. Riwayat lain menyebutkan bahwa yang mendirikan Masjid Raya Baiturrahman di Zaman kerajaan Aceh ialah Sultan Alidin Mahmudsyah pada tahun 1292 Miladiyah
luas ruangan dalam Masjid menjadi 4.760 M2 berlantai marmer buatan Italia, jenis secara dengan ukuran 60 x 120 cm dan dapat menampug 9.000 jama’ah. Dengan perluasan tersebut, Masjid RAya Baiturrahman sekarang memiliki 7 kubah, 4 menara, dan 1 menara induk. Dari masa kemasa Masjid Raya Baiturrahman telah berkembang pesat baik ditinjau dari segi arsitektur, peribadatan maupun kegiatan kemasyarakatan sesuai dengan perkembangan, luas area Masjid Raya Baiturrahman ± 4 Ha, didalamnya terdapat sebuah kolam, menara induk dan bagian halaman lainya ditumbuhi rumput yang ditata dengan rapid dan indah diselingi tanaman/pohon hias.
4. Masjid Modern Al Markaz Al Islami, Makasar
Masjid Al Markaz Al Islami Makasar adalah sebuah masjid yang berada di Jalan Mesjid Raya, kecamatan Bontala, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Masjid ini memiliki ciri khas dari bangunan nya yang megah dan berarsitektur indah. Arsitektur Al Markaz Al Islami banyak dipengaruhi oleh Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah Al Munawwarah.
Menempati luas areal 72.229 m2 atau 7,229 ha, didirikanlah Masjid Al-Markaz Al-Islami. Pemancangan tiang pertamanya dilakukan dalam suatu upacara khidmat pada tanggal 8 Mei 1994.
5. Masjid Dian Al-Mahri, Depok
Masjid Dian Al-Mahri Depok atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kubah Emas adalah masjid yang berada di Kecamatan Limo, Depok
Masjid Dian Al-Mahri sendiri dibangun oleh keluarga Dian Djurian Maimum Al-Rasyid. Ia pengusaha asal Banten yang lama bermukim di Arab Saudi. Masjid ini mulai dibangun pada tahun 1999 dan dibuka untuk umum pada tahun 2006. Luasnya 50 hektar, dengan bangunan utama masjid berukuran 60×120 meter atau 8000 meter persegi.Demikian besarnya, Masjid Dian Al-Mahri sanggup menampung 20.000 orang sekaligus.
Adalah kubah masjid yang menjadikan Masjid Dian Al-Mahri magnit bagi banyak umat Muslim di Indonesia. Kubahnya terbuat dari emas murni 24 karat. Di seluruh dunia ini, tak banyak masjid yang seperti ini. Hanya ada 8 buah, dan Masjid Dian Al-Mahri terbilang yang paling baru di antara 8 Masjid Kubah Emas.
Totalnya, Masjid Dian Al Mahri memiliki 5 kubah yang melambangkan jumlah rukun Islam. Satu kubah utama dan 4 kubah kecil. Uniknya, seluruh kubah dilapisi emas setebal 2-3 mm dan mozaik kristal. Bentuk kubah utama menyerupai kubah Taj Mahal. Kubah tersebut memiliki diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, dan tinggi 25 meter. Sementara 4 kubah kecil memiliki diameter bawah 6 meter, tengah 7 meter, dan tinggi 8 meter.
Selain itu, interior dalamnya pun ekstra mewah. Ada lampu gantung yang didatangkan langsung dari Italia seberat 8 ton. Porselen dan beberapa ornamennya khusus diimpor dari Italia. Langit-langit kubah juga dilapisi lukisan yang bisa menyesuaikan dengan kondisi fisik pada waktu sholat. Biru langit jika siang dan gelap berbintang jika malam hari.
——————————————————————————————–
Itulah beberapa masjid terbesar dan termegah yang ada di Indonesia, mudah-mudahan tidak hanya besar dan megahnya saja, masjid sebagaimana fungsinya harus menjadi bagian dari tegaknya Agama Islam di Indonesia ini, semoga masyarakat sekitar senantiasa memakmurkan masjid-masjid tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.
dan .. terakhir .. rencananya akan ada lagi masjid besar yang dibangun di Indonesia, tepatnya Masjid Raya Sriwijaya di Palembang  Sumatera Selatan.

Rabu, 17 Agustus 2011

Ramadhan Dan Kemerdekaan

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al Baqarah [2] : 183)


Bulan Agustus kali ini menjadi sangat istimewa, karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Persis ketika PPKI tahun 1945 menyiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia juga terjadi bulan Ramadhan (Djoened Poesponegoro, Marwati, 1984). Bulan dimana bangsa Indonesia yang mayoritas muslim harus berpuasa dan keberkahan Ramadhan telah menghantarkan tokoh – tokoh bangsa Indonesia saat itu berani mengambil resiko untuk memproklamirkan kemerdekaan bangsa Indonesia tanpa harus menunggu perpindahan kekuasaan dari Jepang. Sementara terungkap bahwa tanggal 17 Agustus 1945, dipilih oleh Soekarno – Hatta, karena tanggal tersebut mempunyai ‘daya mistik’ (Hardi, Lasmidjah, 1984), diantaranya bahwa 17 adalah jumlah rekaat dalam sholat. Tanggal 17 Agustus 1945 jatuh di hari Jum’at, dimana Jum’at merupakan hari yang cukup dihormati oleh kaum muslim, sebagai salah satu hari dimana umat muslim, terutama pria dan akil baligh diwajibkan untuk sholat berjamaah berbeda dibanding sholat jamaah rowatib.


Tentu saja kali ini ada makna lain sehingga Allah SWT memberikan rejeki sehingga Agustus 2011 bertemu dengan Ramadhan 1432 H, sehingga bisa memberikan manfaat lebih kepada umat muslim dan bangsa Indonesia pada umumnya. Sebab pertemuan dua bulan sarat makna ini sangat jarang terjadi, inilah moment bagi bangsa Indonesia untuk bisa memberikan arti lebih.


Kemerdekaan bangsa Indonesia ditandai dengan pembacaan proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, oleh Soekarno – Hatta, ini adalah moment penting yang tidak bisa dirubah lagi oleh masyarakat Indonesia atau masyarakat internasional, harga mati yang pengorbanan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan sama dengan pertaruhan hidup mati sebuah bangsa. Kemerdekaan Indonesia harus diperjuangkan dengan segala bentuk pengorbanan, harta bahkan nyawa siap dipertaruhkan untuk merebut kemerdekaan. Salah besar apabila ada anggapan bahwa kemerdekaan Indonesia hanyalah pemberian kekuasaan administratif oleh Jepang atau Sekutu (Soebardjo, Ahmad, 1978). Tapi hasil jerih payah, kegigihan, dan kerja keras bangsa Indonesia. Shaum Ramadhan menurut Abul ‘Ala al-Maududi merupakan sebuah perjuangan dan kegigihan seorang hamba untuk bisa memenuhi keinginan utama yaitu menjadi orang bertakwa, artinya hamba tersebut tidak hanya sebagai muslim tapi mukmin dan meningkat menjadi muttaqien (tingkat tertinggi). Sementara Ibnul Qayyum Al-Jauzi mengartikan shaum ramadhan sebagai bentuk pencucian jiwa (tazkiyatun nafs) sebelum dapat menapakkan kakinya menuju tingkat atau derajat lebih tinggi, sebuah bentuk hijrah dari kotor menuju bersih.


“….sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” (QS. Al-Hujuurat [49], 13)


Kemerdekaan merupakan bentuk perjuangan dari pahlawan untuk bisa menentukan nasib, maka Ramadhan juga mempunyai arti sebuah perjuangan. Kemerdekaan berjuang untuk menjadi lebih baik, maka Ramadhan juga berarti sebuah perjuangan seorang mukmin menjadi lebih baik yaitu muttaqien. Berjuang melawan tentara Jepang, tentara sekutu, dan penghianat bangsa adalah hal lazim saat itu untuk bisa mendapatkan kemerdekaan, tanpa perjuangan tidak akan ada kemerdekaan, maka slogan yang muncul adalah “merdeka atau mati”. Sementara Ramadhan mengajak umat muslim mengerti bahwa untuk lulus ujian muttaqien harus ada perjuangan melewati rintangan yaitu puasa.


Kemerdekaan harus diupayakan dengan kegigihan, tanpa upaya ini maka dapat dipastikan tidak ada kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia terkenal dengan kegigihan, maka untuk perjuangan kemerdekaan hal tersebut dibuktikan, tanpa menyerah dan siap berkorban. Maka Ramadhan juga kegigihan, berlapar-lapar, kehausan, dan menahan nafsu tidak akan bisa terlewati tanpa kegigihan seorang muslim. Menahan lapar, haus, dan nafsu sejak shubuh sampai dengan maghrib bagi mereka yang tidak ada keimanan tentu akan sangat berat, hanya dengan kegigihanlah hal tersebut bisa dilewati.


Kemerdekaan adalah bentuk hijrah bangsa Indonesia dari sebuah bangsa terjajah menjadi bangsa merdeka yang bisa menentukan nasib sendiri. Maka Ramadhan juga berarti hijrah dari sebuah bentuk derajat yang rendah (muslim dan mukmin) menjadi tingkat yang lebih tinggi yaitu muttaqien. Kemerdekaan adalah perubahan nasib bagi bangsa Indonesia laksana hijrah menuju lebih baik, tidak menjadi bangsa jajahan, tapi secara gemilang menuju Indonesia lebih baik. Ramadhan merubah manusia penuh kotor menjadi manusia gemilang yang ditandai dengan ketakwaan. Ketakwaan itulah yang menjadi syarat gemilang manusia muslim.


“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi ?” (QS. Al-Ankabut [29], 2)
Kemerdekaan mempunyai hubungan erat dengan Ramadhan, maka bersyukurlah warga masyarakat muslim Indonesia mendapat bulan istimewa di waktu yang istimewa. Hubungan keduanya sangat diperlukan sehingga dapat membentuk sebuah karakter istimewa yang menandakan terjadinya kemanfaatan bagi pribadi-pribadi, agama, dan bangsa. Sebuah perjuangan melewati hambatan yang berupa lapar, haus, dan nafsu sedari shubuh sampai maghrib menjelang, dibarengi dengan kegigihan menjalankan shaum sepenuhnya tanpa putus dan semampunya, sebagai bentuk hijrah jiwa – jiwa kotor menuju jiwa – jiwa fitri sesuai dengan asal manusia diciptakan untuk mencapai golden goal yaitu takwa.


“Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertaqwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kami. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Hadid [57], 28)

Minggu, 14 Agustus 2011

Amalan-amalan Di Bulan Ramadhan



Wahai manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kalian  bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat, dan maghfirah. Bulan yang paling  mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari yang paling utama. Malam-malamnya  adalah malam yang utama. Jam demi jamnya adalah jam yang paling utama. Inilah  bulan ketika
kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di  bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu merupakan ibadah, amal-amalmu  diterima, dan doa-doamu diijabah/dikabulkan. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk  melakukan shiyam (Puasa) dan membaca kitab-Nya (Al-Quraan).
Kalimat-kalimat di atas merupakan  sebagian khutbah Nabi SAW tentang keutamaan bulan Ramadhan. Itulah mengapa bulan  Ramadhan merupakan saat yang selalu ditunggu-ditunggu dan diharapkan  kedatangannya oleh orang-orang yang beriman. Namun sayangnya, meskipun  kebanyakan orang telah mengetahui tentang
keutamaan bulan Ramadhan ini,  kebanyakan orang tidaklah memperoleh apa-apa dari saat bulan yang tak ternilai ini  sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
"Banyak sekali orang yang berpuasa, tetapi tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga. Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang merugi, yang tidak memperoleh apapun dari bulan yang penuh rahmat ini".
Untuk itulah,kami paparkan risalah ini dengan tema Menggapai/Menuju Kesempurnaan Ibadah Bulan Suci Ramadhan ini, Inshallah...Semoga usaha kita meningkatkan mutu diri telah kita usahakan dengan meningkatkan iman di dalam diri untuk kemudian dapat menampakkan bukti perilaku taqwa dengan cara berpuasa Ramadhan. Taqwa yang oleh Allah SWT dicanangkan sebagai sasaran utama puasa itu kini seharusnya telah kita capai setelah mengikuti berbagai macam kegiatan di bulan Ramadhan. Kegiatan-kegiatan di bulan Ramadhan disebutkan  Allah dengan peluang balasan ganjaran yang berlipat  ganda sedemikian rupa yang seharusnyalah membuat kita cenderung untuk melakukan kegiatan-kegiatan itu, baik yan berupa ibadah khusus maupun sosialnya dengan sepenuh kesadaran perserahan hati (tawakkal) sejalan dengan tebalnya iman kita.
aramadhan2.jpg
Banyak dari kita yang dalam mengejar besarnya nilai amalan di bulan Ramadhan itu sampai-sampai menjadikan kita ibarat pedagang, yang selalu membayangkan betapa besarnya keuntungan langsung dan segera dari Allah, setiap kali kita melakukan berbagai macam kegiatan menyemarakkan bulan ramadhan. Sifat ingin segera melihat hasil itu menjadikan kita sepertinya tidak bereaksi ketika diminta untuk memperbanyak amal baik dalam bentuk amar ma'ruf nahi munkar (memerintahkan perbuatan baik dan mencegah kemungkaran), karena banyak dari kegiatan ini tidak segera menampakmpak hasilnya. Padahal Rasulullah SAW sudah juga menggambarkan nilai pahala amar maruf nahi munkar dengan sabdanya:

"Amalan-amal baik itu jika pahalanya dibandingkan dengan amalan jihad fi sabilillah adalah seibarat setetes air liur terhadap lautan luas. Dan semua amal baik maupun semua amal jihad di jalan Allah jika seluruhnya itu dibandingkan dengan kegiatan amar maruf dan nahyu anil munkar adalah hanya seibarat setetes air liur di lautan luas".
Begitulah maka walaupun amar maruf itu demikian luas macamnya dan mudahnya dalam pelaksanaannya nyatanya banyak dilupakan orang. Padahal sesuai dengan uraian Prof. HAMKA dalam tafsir al-Azhar dijelaskan bahwa segala bentuk kegiatan yang dinilai baik oleh orang awam pada umumnya adalah  tergolong perbuatan maruf. Jadi misalnya perbuatan yang hanya sekedar membantu seorang anak sekolah menyeberang jalan itu sudah tergolong perbuatan maruf. Semua perbuatan yang bernilai positif walau terkesan kecil harus banyak kita lakukan, walaupun hasilnya tidak segera nampak ataupun tidak sempat kita nikmati karena
keterbatasan umur kita!......Wassalam.....

Rabu, 10 Agustus 2011

10 Pemain F1 Bersejarah

10. Jack Brabham (AUS)

Jack Brabham, juara dunia 3 kali yang dimenanginya pada tahun 1959, 1960 dan 1966. Dia balapan sebanyak 128 kali dalam masa 15 tahun karirnya, memenangkan 14 dari jumlah balapan tersebut dan berhasil 31 kali naik podium. Kemenangan pada tahun 1966 sangat spesial baginya karena dia memenangkannya menggunakan mobil sendiri.

9. Nelson Piquet (BRA)

Pembalap formula lain yang berhasil memenangkan juara dunia 3 kali semuanya pada tahun 1980. Dalam 207 kali balapannya dia mencatat 23 kemenangan dan 60 podium. Ayah dari Nelson Piquet Jr ini memenangkan total 481.5 point dalam karirnya.

8. Alberto Ascari (ITA)

Beberapa orang berdebat bahwa Alberto tidak pantas untuk masuk dalam daftar beberapa lainnya mengatakan bahwa dia pantas mendapatkan yang lebih tinggi. Walaupun hanya mengikuti 33 balapan dia berhasil memenangkan juara dunia 2 kali. Alasan utama dia berada dalam daftar adalah tingkat persen kemenangannya. Dia menang 13 dari 33 balapannya dan juga berhasil 17 podium.

7. Niki Lauda (AUS)

1 lagi pembalap yang berhasil mendapat juara dunia 3 kali dengan 9 tahun diantara juara dunia pertamanya dengan yang terakhir. Dia menang 25 dari 177 balapannya, finish di podium 54 kali. Dia menggunaan 5 manufaktur yang berbeda dengan 2 juara saat di Ferrari dan 1 lagi saat di McLaren.

6. Sir Jackie Stewart (SCO)

Di sebut sebagai “The Flying Scott” adalah juara dunia 3 kali (lagi?). Semua juara dunianya didapat pada tahun 1969, 1971 dan 1973. Dia memenangkan 27 dari 100 balapannya dan berhasil naik podium 43 kali yang berarti dia berhasil finish 3 teratas dalam 47% dari balapannya. Dia adalah satu-satunya yang menang juara dunia memakai mobil buatan perancis.

5. Jim Clark (SCO)

Pembalap yang berpengaruh di eranya. Dia merupakan pendahulu dari Jackie Stewart, menang juara dunia pada tahun 1963 dan 1965. Dia meninggal saat kecelakaan pada tahun 1968 ketika balapan di jerman saat setelah 8 tahun balapan. Tanpa kecelakaan dia mungkin dapat menambah juara dunianya 2 kali lagi. Dia menang 25 dari 73 balapan dan mendapatkan dirinya podium 32 kali.

4. Alain Prost (FRA)

Juara dunia 4 kali hanya 2 orang yang pernah menang lebih dari Alain Prost. Dia mempunyai rival terkemuka yaitu Ayrton Senna teman setimnya di McLaren. Dia menang 51 dari 202 balapannya, dengan 106 penampilan di podium. Point selama dia bertanding adalah point tertinggi kedua di sejarah F1. 51 kemenangannya juga merupakan total kemenangan tertinggi kedua di sejarah F1.

3. Juan Manuel Fangio (ARG)

Superstar pertama di Formula 1, Fangio mendominasi 1950s dengan memenangkan 5 juara dunia dalam dekade tersebut. Dia mencatat 5 juara duina tersebut selama 46 tahun dengan menggunakan 5 tim yang berbeda, Alfa Romeo, Maserati, Mercedez dan Ferrari masih bertahan sampai saat ini. Dia memenangkan 4 kali dalam berturut-turut (1954-1957) dan memenangkan hampir setengah dari balapan yang dia ikuti (24 dari 52). Dia juga naik podium 35 kali.

2. Ayrton Senna (BRA)

Pembalap terakhir yang meninggal saat mengandarai mobil F1. Senna dipertimbangkan untuk menjadi yang terbaik sepanjang masa. Kisah tragisnya disaksikan jutaan penonton langsung dari TV. Senna memenangkan 3 juara dunia pada tahun 1988, 1990 dan 1991. Dia memenangkan 41 dari 162 total balapannya dan mencapai podium 60 kali.

1. Michael Schumacer (GER)

Siapa yang tidak kenal Michael Schumacer ? Dominasinya dalam dunia olahraga dapat dibandingkan dengan Tiger Woods dan Roger Federer. Dia mencatat rekor juara dunia terbanyak (7 kali), kemenangan berturut turut terbanyak (5 kali), kemenangan balapan terbanyak (91 kali), rekor lap tercepat (76), pole position terbanyak (68 kali), skor point terbanyak (1.369) dan kemengan balapan terbanyak dalam single season (13 kali).

Dia juga hanya pembalap yang mendapatkan finish podium dalam 1 season saat menuju kemenangan 154 podiumnya. Jadi Schumi memegang 31 rekor Formula 1. Walau dia pembalap yang kontroversial tetap dia adalah pembalap yang tangguh

Senin, 01 Agustus 2011

KESALAHAN-KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN DI BULAN RAMADHAN

Dalam setahun, ada satu bulan yang kedatangannya selalu kita nantikan, ia adalah bulan Ramadhan. Alhamdulillah, bulan yang sangat kita rindukan itu kini telah tiba. Pada bulan ini Allah mencurahkan kebaikanNya untuk segenap hamba-hambaNya yang beriman. Di bulan Ramadhan, kedermawanan Nabi shallallahu alaihi wasallam lebih deras dari hembusan angin. Para Sahabat dan As-Salafus Shalih terdahulu selalu berlomba-lomba menumpuk kebaikan dan amal ibadah di dalamnya. Namun saat ini, kondisi umat Islam sungguh memilukan, mayoritas mereka tak saja lemah untuk diajak ber-fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan) di bulan penuh kemuliaan ini, tapi mereka selalu saja -hampir sepanjang tahun- tak siap

dengan amalan-amalan yang semestinya mereka lakukan secara benar. Karena itu, redaksi An-Nur berikut ini menyajikan tulisan tentang berbagai kesalahan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan. Ditulis oleh seorang ulama yang memiliki perhatian khusus terhadap bulan Ramadhan, di antaranya beliau juga menulis buku "Risalah Ramadhan" (telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, cet. Darul Haq), beliau adalah Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim Al-Jarullah.




Ramadhan adalah bulan penuh berkah, musim berbagai macam ibadah seperti puasa, shalat, membaca Al-Qur'an, bersede-kah, berbuat baik, dzikir, do'a, istighfar, memohon Surga, berlindung dari masuk Neraka serta macam-macam ibadah dan amal kebajikan lainnya.

Orang yang beruntung adalah yang menjaga setiap detik waktunya, baik di siang atau malam hari untuk berbagai amal perbuatan yang menjadikannya berbahagia serta lebih dekat kepada Allah, sesuai dengan yang diperintahkan, tanpa menambah atau mengurangi. Karena itu, setiap muslim wajib belajar tentang hukum-hukum puasa.

Sayangnya, tak sedikit orang yang melalaikan masalah ini, sehingga banyak terjerumus pada kesalahan-kesalahan. Di antara kesalahan-kesalahan yang jamak (umum) dilakukan orang berkaitan dengan bulan Ramadhan adalah:

1. Tidak mengetahui hukum-hukum puasa serta tidak menanyakannya.

Padahal Allah berfirman: "Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan, jika kamu tidak mengetahui." (An-Nahl:43).

Dan Rasulullah r bersabda: "Barangsiapa dikehendaki baik oleh Allah, niscaya ia dipahamkan dalam urusan agamanya." ( Muttafaq Alaih).

2. Menyambut bulan suci Ramadhan dengan hura-hura dan bermain-main

Padahal yang seharusnya adalah menyambut bulan yang mulia tersebut dengan dzikir dan bersyukur kepada Allah, karena masih diberi kesempatan bertemu kembali dengan Ramadhan. Lalu hendaknya ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, kembali kepada Allah serta melakukan muhasabatun nafs (perhitungan dosa-dosa pribadi), baik yang kecil maupun yang besar, sebelum datang hari Perhitungan dan Pembalasan atas setiap amal yang baik maupun yang buruk. 

3. Ta'at hanya di bulan Ramadhan.

Sebagian orang, bila datang bulan Ramadhan mereka bertaubat, shalat dan puasa. Tetapi jika bulan Ramadhan telah berlalu mereka kembali lagi meninggalkan shalat dan melakukan berbagai perbuatan maksiat. Alangkah celaka golongan orang seperti ini, sebab mereka tidak mengetahui Allah kecuali di bulan Ramadhan. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Tuhan bulan-bulan pada sepanjang tahun adalah Satu jua? Bahwa maksiat itu haram hukumnya di setiap waktu? Bahwa Allah mengetahui perbuatan mereka di setiap saat dan tempat?

Karena itu, hendaknya mereka bertaubat kepada Allah dengan taubat nashuha (sebenar-benar taubat), meninggalkan maksiat serta menyesali apa yang telah mereka lakukan di masa lalu, selanjutnya berkemauan kuat untuk tidak mengulanginya di kemudian hari. Dengan demikian insya Allah taubat mereka akan diterima, dan dosa-dosa mereka diampuni.

4. Beranggapan keliru.

Sebagian orang beranggapan bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk tidur dan bermalas-malasan di siang hari, serta untuk begadang di malam hari. Lebih disayangkan lagi, mayoritas mereka begadang dalam hal-hal yang dimurkai Allah, berhura-hura, bermain yang sia-sia (seperti main kartu dsb.), menggunjing, adu domba dan sebagainya. Hal-hal semacam ini sangat berbahaya dan merugikan mereka sendiri.

Sesungguhnya hari-hari bulan Ramadhan merupakan saksi ta'atnya orang-orang yang ta'at dan saksi maksiatnya orang-orang yang ahli maksiat dan lupa diri.

5. Bersedih dengan datangnya bulan

Ramadhan..

Sebagian orang ada yang merasa sedih dengan datangnya bulan Ramadhan dan bersuka cita jika bulan Ramadhan berlalu. Sebab mereka beranggapan bulan Ramadhan akan menghalangi mereka melakukan kebiasaan maksiat dan menuruti syahwat. Mereka berpuasa sekedar ikut-ikutan dan toleransi. Karena itu mereka lebih mengutamakan bulan-bulan lain daripada bulan Ramadhan. Padahal ia adalah bulan penuh barakah, ampunan, rahmat dan pembebasan dari Neraka bagi setiap muslim yang melakukan kewajiban-kewajibannya dan meninggalkan setiap yang diharamkan atasnya, mengerjakan segala perintah dan menjauhi segala yang dilarang. 

6. Begadang untuk sesuatu yang tidak terpuji.

Banyak orang yang begadang pada malam-malam Ramadhan dengan melakukan sesuatu yang tidak terpuji, bermain-main, ngobrol, jalan-jalan atau duduk-duduk di jembatan atau trotoar jalan. Pada tengah malam mereka baru pulang dan langsung sahur kemudian tidur. Karena kelelahan, mereka tidak bisa bangun untuk shalat Shubuh berjamaah pada waktunya. Ada banyak kesalahan dan kerugian dari perbuatan semacam ini: 

a. Begadang dengan sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal Nabi r membenci tidur sebelum Isya' dan bercengkerama (ngobrol) setelahnya kecuali dalam hal kebaikan. Dalam hadits riwayat Ahmad, Rasulullah r bersabda: "Tidak boleh bercengkerama kecuali bagi orang yang shalat atau bepergian." (As-Suyuthi berkata, hadits ini hasan).

b.Sia-sianya waktu mereka yang sangat berharga. Mereka sama sekali tidak memanfaat-kannya sedikitpun. Padahal masing-masing orang akan menyesali setiap waktu yang ia lalui tanpa diiringi dengan mengingat Allah di dalamnya.

Menyegerakan sahur sebelum waktu yang dianjurkan. Padahal Rasulullah r menganjurkan sahur pada akhir malam sebelum terbit fajar.

c. Musibah terbesar mereka adalah tidak dapat menunaikan shalat Shubuh berjamaah tepat pada waktunya. Betapa tidak, sebab pahala shalat Shubuh berjamaah menyamai shalat satu malam atau separuhnya. Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi r :"Barangsiapa shalat Isya' berjamaah maka seakan-akan ia shalat separuh malam dan barangsiapa shalat Shubuh berjamaah maka seakan-akan ia shalat sepanjang (satu) malam." (HR. Muslim dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu).

Orang yang meninggalkan shalat Shubuh secara berjamaah tersebut berkarakter sebagaimana orang-orang munafik, mereka tidak melakukan shalat kecuali dalam keadaan malas, mengakhirkan waktunya dan tidak berjamaah. Mereka mengharam-kan dirinya dari mendapatkan keutamaan serta pahala yang besar.

7. Hanya menjaga hal-hal lahiriah.

Banyak orang yang menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara lahiriah seperti makan, minum dan bersenggama dengan isteri, tetapi tidak menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa secara mak-nawiyah seperti menggunjing, adu domba, dusta, melaknat, mencaci, memandang wanita-wanita di jalanan, di toko, di pasar dan sebagainya.

Seyogyanya setiap muslim memperhatikan puasanya, menjauhkan diri dari hal-hal yang diharamkan dan membatalkan puasa. Sebab betapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali lapar dan dahaga belaka. Betapa banyak orang yang shalat, tetapi ia tidak mendapatkan kecuali begadang dan letih saja. Rasulullah r bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta maka Allah tidak butuh terhadap puasanya dari makan dan minum."(HR. Al Bukhari).

8. Meninggalkan shalat taraweh.

Padahal telah dijanjikan bagi orang yang menjalankannya karena iman dan mengharap pahala dari Allah ampunan akan dosa-dosanya yang telah lalu. Orang yang meninggalkan shalat taraweh berarti meremehkan adanya pahala yang agung dan balasan yang besar ini.

Ironisnya, banyak umat Islam yang meninggal-kan shalat taraweh. Barangkali ada yang ikut shalat sebentar lalu tidak melanjutkannya hingga selesai. Atau rajin melakukannya pada awal-awal bulan Ramadhan dan malas ketika sudah akhir bulan. Alasan mereka, shalat taraweh hanyalah sunnah belaka.

Benar, tetapi ia adalah sunnah mu'akkadah (sangat dianjurkan) yang dilakukan oleh Rasulullah r , Khulafaur Rasyidin dan para Tabi'in yang mengikuti petunjuk mereka. Ia adalah salah satu bentuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah, dan salah satu sebab bagi ampunan dan kecintaan Allah kepada hambaNya. Orang yang meninggalkannya berarti tidak mendapatkan bagian daripadanya sama sekali. Kita berlindung kepada Allah dari yang demikian. Dan bahkan mungkin orang yang melakukan shalat taraweh itu bertepatan dengan turunnya Lailatul Qadar, sehingga ia mendapatkan keberuntungan dg ampunan dan pahala yg amat besar.

9. Puasa tetapi tidak shalat.

Sebagian orang ada yang berpuasa, tetapi meninggalkan shalat atau hanya shalat ketika bulan Ramadhan saja. Orang semacam ini puasa dan sedekahnya tidak bermanfaat. Sebab shalat adalah tiang dan pilar utama agama Islam.

10. Bepergian agar punya alasan berbuka.

Sebagian orang melakukan perjalanan ke luar negeri pada bulan Ramadhan untuk tujuan yang baik, tetapi agar bisa berbuka puasa dengan alasan musafir.

Perjalanan semacam ini tidak dibenarkan dan ia tidak boleh berbuka karenanya. Sungguh tidak tersembunyi bagi Allah tipu daya orang-orang yang suka menipu. Sebagian besar orang yang melakukan hal tersebut adalah para tukang mabuk dan minum-minuman keras. Semoga Allah menjauhkan kita dari yang demikian itu.

11. Berbuka dengan sesuatu yang haram.

Seperti minuman yang memabukkan, rokok dan sejenisnya. Atau berbuka dengan sesuatu yang didapatkan dari yang haram. Orang yang makan atau minum dari sesuatu yang haram tak akan diterima amal perbuatannya dan tak mungkin pula do'anya dikabulkan. 

12. Tergesa-gesa dalam shalat.

Sebagian imam-imam masjid dalam shalat tarawih amat tergesa-gesa dalam shalatnya. Mereka melakukan gerakan-gerakan dalam shalatnya dengan amat cepat, sehingga menghilangkan maksud shalat itu sendiri. Mereka dengan cepat membaca ayat-ayat suci Al- Qur'an, padahal semestinya ia membaca secara tartil. Mereka tidak thuma'ninah (tenang) ketika ruku', sujud, bangun dari ruku' dan ketika duduk antara dua sujud, ini adalah tidak boleh dan shalat menjadi tidak sempurna karenanya. 

Seyogyanya setiap imam thuma'ninah ketika berdiri, duduk, ruku', sujud, bangun dari ruku' dan ketika duduk antara dua sujud.

Rasulullah r bersabda kepada orang yg tidak thuma'ninah dalam shalatnya, artinya:"Kembalilah, lalu shalatlah karenasesungguhnya engkau belum shalat." (Muttafaq Alaih). 

Dan seburuk-buruk pencuri adalah orang yang mencuri shalatnya. Yakni ia tidak menyempurnakan ruku', sujud dan bacaan dalam shalatnya. 

Shalat adalah timbangan, barangsiapa yang menyempurnakan timbangannya maka akan disempurnakan untuknya. Sebaliknya, barangsiapa curang maka Neraka Wail-lah bagi orang2 yang curang.

13. Memanjangkan doa' qunut, 

berdo'a dengan do'a-do'a yang bukan dituntunkan oleh Nabi r, hal yang terkadang membuat bosan dan keengganan para makmum shalat bersamanya.

Sebenarnya, do'a yang dituntunkan Rasul r dalam qunut witir adalah ringan dan mudah.

Dari Hasan bin Ali radhiallahuanhuma , ia berkata: "Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengajariku beberapa kalimat yang aku ucapkan (sebagai do'a) dalam qunut witir yaitu:

"Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang Engkau beri petunjuk, berilah aku ampunan sebagaimana orang yang Engkau beri ampunan, uruslah aku sebagaimana orang yang Engkau urus, berilah berkah apa yang Engkau berikan kepadaku, jauhkanlah aku dari kejelekan qadha' (ketentuan)Mu, sesungguhnya Engkau yang menentukan qadha' dan tidak ada yang memberi qadha' kepadaMu, sesungguhnya orang yang Engkau tolong tidak akan terhina, dan orang yang Engkau musuhi tidak akan mulia, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami dan Mahatinggi Engkau." (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits ini hasan). 

Dan tidak diketahui dari Nabi r do'a qunut yang lebih baik dari ini. 

Dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu bahwasanya Nabi r pada akhir shalat witir mengucapkan: 

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan ridhaMu dari kemurkaanMu, dan dengan ampunanMu dari siksaMu dan aku berlindung kepadaMu daripada (murka dan siksa)Mu, aku tidak (bisa) menghitung (banyaknya) pujian atasMu sebagaimana pujianMu atas DiriMu Sendiri." (HR. Ahmad dan Ahlus Sunan).

14. Tidak memperhatikan sunnah.

Adalah sunnah setelah salam dari shalat witir mengucapkan:

"Maha Suci Tuhan Yang Maha Menguasai dan Mahasuci." sebanyak tiga kali. Ini berdasarkan hadits riwayat Abu Daud dan Nasa'i dengan sanad shahih. Tetapi, banyak orang yang tidak mengucapkannya. Untuk itu, para imam dan penceramah perlu mengingatkan jama'ahnya dalam masalah ini.

15. Mendahului imam.

Banyak didapati para makmum mendahului imam dalam shalat tarawih dan shalat-shalat lainnya, baik dalam memulai gerakan ketika ruku', sujud, berdiri atau duduk. Ini adalah tipu daya setan dan salah satu bentuk peremehan terhadap masalah shalat.

Ada empat kondisi antara makmum dengan imamnya dalam shalat jama'ah. Satu daripadanya dianjurkan dan tiga kondisi lainnya dilarang. Tiga kondisi yang dilarang itu adalah makmum mendahului imam, menyelisihi (terlambat daripada)nya dan menyamai (berbarengan dengan)nya. Adapun satu kondisi yang dianjurkan bagi makmum yaitu mengikuti imam. Dalam shalatnya, para makmum dianjurkan langsung mengikuti pekerjaan-pekerjaan shalat imamnya. Jadi, makmum tidak boleh mendahului gerakan-gerakan imam, juga tidak boleh membarengi atau terlambat daripadanya.

Orang yang mendahului gerakan imam, shalatnya adalah batal. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah r : "Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum imam, Allah mengubah kepalanya menjadi kepala keledai atau mengubah rupanya menjadi rupa keledai?" (Muttafaq Alaih) 

Hal ini disebabkan oleh shalatnya yang jelek sehingga ia tidak mendapatkan pahala daripadanya. Seandainya dia dianggap telah shalat tentu ia diharapkan mendapatkan pahala. Dan tak diragukan lagi, pengubahan Allah kepalanya menjadi kepala keledai adalah salah satu bentuk siksaanNya.

16. Makmum membaca mushaf.

Sebagian makmum ada yg membawa mushaf AlQur'an ketika shalat tarawih, mereka mengikuti bacaan imam dengan melihat mushaf Al-Qur'an. Pekerjaan ini adalah tidak disyari'atkan dan juga tidak didapatkan dalam amalan para salaf. Ia tidak boleh dilakukan kecuali bagi orang yg ingin membetulkan imam jika salah.

Yang diperintahkan kepada makmum adalah mendengarkan bacaan imam dengan diam. Hal ini berdasarkan firman Allah, artinya: "Dan apabila dibacakan Al-Qur'an maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat."( Al A'raf: 204).

Imam Ahmad berkata: "Banyak orang sepakat bahwa ayat ini maksudnya adalah ketika dalam keadaan shalat". Lalu, Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin juga telah mengingatkan dalam"At- Tanbiihat 'Alal Mukhaalafati Fis Shalah", beliau berkata: "Sesungguhnya pekerjaan ini (makmum membaca mushaf Al-Qur'an ketika shalat) menjadikan makmum tidak khusyu' dan tadabbur dalam shalatnya, karena itu ia termasuk pekerjaan sia-sia."

17. Mengeraskan do'a qunut.

Sebagian imam masjid mengeraskan suaranya ketika do'a qunut lebih dari yang seharusnya. Padahal tidak diperkenankan mengeraskan suara kecuali sebatas agar bisa didengar oleh makmum, dan sesungguhnya Allah berfirman, artinya: "Berdo'alah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (Al- A'raaf : 55).

Ketika para sahabat mengeraskan suara saat bertakbir, seketika Nabi r melarang mereka dari yang demikian, seraya bersabda: "Rendahkanlah suaramu. Sesungguhnya kamu tidak berdo'a kepada Dzat yang tuli, tidak pula ghaib."(HR. Al-Bukhari dan Muslim). 

18. Memendekkan bacaan shalat.

Sebagian besar imam-imam masjid dalam shalat-shalat yang disyari'atkan tidak memanjangkan bacaan seperti ketika shalat tarawih dan shalat kusuf (gerhana), mereka tidak memanjangkan bacaan bahkan sebagiannya melakukan ruku', sujud, bangun dari ruku' dan duduk antara dua sujud dengan sangat cepat.

Shalat yang disyari'atkan adalah shalat yang sesuai dengan teladan dan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wasallam. Adapun ukuran ruku' dan sujud Rasulullah r adalah tak jauh berbeda dengan saat beliau berdiri. Dan bila beliau r mengangkat kepalanya dari ruku', beliau diam berdiri (lama) sehingga seorang sahabat berkata beliau telah lupa. Dan jika beliau mengangkat kepalanya dari sujud beliau duduk lama sehingga ada sahabat yang berkata Rasulullah r telah lupa. Al-Bara' bin Azib radhiallahu anhu berkata: "Aku shalat bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam maka aku dapati berdirinya, ruku'nya, sujudnya dan duduknya antara dua sujud hampir sama (antara semuanya). Dalam riwayat lain disebutkan: "Tidaklah (beliau) berdiri kecuali hampir sama dengan duduknya."

Maksudnya, bila Nabi r memanjangkan berdirinya, maka beliau juga memanjangkan ruku', sujud dan duduk antara dua sujud. Sebaliknya, jika beliau meringankan berdirinya (tidak terlalu lama) maka beliau juga meringankan ruku', sujud dan duduk antara dua sujud.

Akhirnya, semoga uraian ini menjadi bahan renungan kita bersama di bulan yang mulia dan suci ini, sekaligus bisa menghantarkan kita mengarungi kehidupan di bulan Ramadhan baik dalam ibadah maupun kehidupan sehari-hari sebagaimana yang dituntunkan Nabi r .

Mudah-mudahan Allah meneguhkan iman Islam kita, mengampuni kita, orang tua kita dan segenap kaum muslimin. Amin.... ( Ainul Haris )

Pemberitahuan

Selamat Datang di Website Blog fcfarid10.blogspot.com, Jika anda Ingin mendownload tapi Filenya rusak Komentar ya